DEPROTEKSI GUGUS PELINDUNG DALAM SINTESIS ORGANIK
Gugus pelindung adalah gugus fungsi yang digunakan untuk melindungi gugus tertentu supaya tidak turut bereaksi dengan pereaksi atau pelarut selama proses sintesis. Deproteksi adalah penghilangan atau reduksi gugus pelindung menjadi gugus fungsi awal yang dilindungi.
Pemilihan
gugus pelindung :
1. Mudah dimasukan dan
dihilangkan.
2. Tahan terhadap reagen
yang akan menyerang gugus fungsional yang tidak terlindungi.
3. Stabil dan hanya
bereaksi dengan pereaksi khusus untuk mengenbalikan gugus fungsi aslinya.
4. Gugus pelindung
seharusnya tidak mengganggu reaksi yang dilakukan sebelum dihapus.
Dalam mendapatkan reaksi yang selektif terhadap gugus fungsi
yang menjadi sasaran perubahan reaksi, maka gugus fungsi lain yang memiliki
potensi untuk terserang diberi perlindungan. Perlindungan terhadap gugus fungsi
yang diharapkan tidak mengalami perubahan tersebut dilakukan dengan cara
melindungi gugus fungsi itu terlebih dahulu secara selektif agar tidak
terserang oleh pereaksi yang diberikan. Semua gugus fungsi memiliki cara
tertentu melalui penggunaan pereaksi untuk melindunginya, baik gugus karbonil,
hidroksil, amino, ikatan rangkap dan gugus lainnya (Greene, 1991).
Gugus amino mempunyai pereaksi tertentu untuk melindunginya misalnya dengan
AcOC6H4-p-NO2, pH 11. Perlindungan gugus amina dengan AcOC6H4-p-NO2
akan membentuk –NHAc.
Sebagai contoh :
Pereaksi lain yang digunakan untuk melindungi gugus amino
adalah asetaldehida, ionCu(II), dan asam perklorat. Pereaksi yang menggunakan
R2NCOCH2Cl dengan contoh reaksi sebagai berikut:
Deproteksi terhadap gugus amino dapat dilakukan antara lain dengan menggunakan asetat anhidrida, K2CO3, Hog kidney asilasi dan bromokatekolboran.
Gugus pelindung amina secara umum
Perlindungan Nitrogen terus menarik banyak perhatian dalam
berbagai bidang kimia, seperti peptida, nukleosida, polimer dan sintesis ligan.
Tetapi, dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah gugus pelindung nitrogen telah
digunakan sebagai pembantu kiral. Dengan demikian, desain baru, lebih ringan
dan metodenya lebih efektif untuk perlindungan nitrogen masih aktif dalam topik
sintesis kimia.
Gugus pelindung Imida dan amida: Kelompok ftalimida telah
berhasil digunakan untuk melindungi gugus amino. Pembelahan dari
N-alkilftalimida (1,81) mudah dilakukan dengan hidrazin, dalam larutan panas
atau dalam dingin untuk waktu yang lama untuk memberikan 1,82 dan amina.
Basa-katalis hidrolisis N-alkilftalimida 1.81 juga memberikan yang sesuai amina.
Pada sebuah penelitian, kemajuan paling penting dalam bidang
sintesis peptida dilakukan oleh Bergmann dan Zervas pada 1932. Mereka
memperkenalkan benziloksikarbonil sebagai gugus pelindung pada
amina, sering disingkat sebagai Cbz atau notasi satu huruf, Z
(berasal dari nama Zervas). Asam amino yang dilindungi dalam bentuk
benzoiloksikarbonil merupakan suatu ester karbamat yang memiliki atom nitrogen
yang tidak bersifat nukleofilik dan tidak reaktif dalam pembentukan ikatan
peptida. Hal yang terpenting lainnya adalah gugus pelindung ini mudah
dideproteksi dengan HF cair, namun tidak mempengaruhi ikatan peptida yang
ada dalam struktur.
Gugus pelindung lain yang sering digunakan sebagai gugus
pelindung amina adalah t-butiloksikarbonil (t-Boc). Gugus ini mudah
dideproteksi dengan menggunakan asam trifluoro asetat (TFA), suatu kondisi yang
lebih lembut dibandingkan dengan kondisi deproteksi Cbz.
Struktur Cbz-glisin (kiri), t-Boc-glisin (tengah) dan
Fmoc-glisin (kanan)
Misalnya, gugus pelindung uretan seperti benziloksikarbonil (Cbz), tertbutoxycarbonyl (Boc) dan (fluorenylmethoxy) karbonil (Fmoc) mudah diperkenalkan sebagai berikut yang ditunjukkan dalam Skema dibawah ini :
Reaksi penggunaan gugus pelindung pada kitosan karena kitosan memiliki 2 gugus fungsi reaktif yang berbeda. Gugus amino kitosan lebih reaktif dibandingkan gugus hidroksil, sehingga untuk menghasilkan asilasi-O kitosan perlu dilakukan proteksi atau proteksi terhadap gugus amino tersebut. Gugus amino dapat dilindungi dengan membentuk turunan sulfonilnya [seperti arilsulfonil atau 2 (trimetilsilil) etil sulfonil], sulfenil dan sililnya. Turunan 2-atau 4-nitrofenilsulfonamida dari asam amino yang berguna untuk substrat teralkilasi mono-N yang hanya menggunakan cesium karbonat (Cs 2 CO 3) sebagai basa. Gugus sulfonamida dapat dihilangkan dalam 1,89 oleh kalium fenil tiolat (PhSH dan K 2 CO 3) dalam asetonitril untuk menghasilkan ester α-amino teralkilasi N dan reaksi terjadi tanpa raseminasi.
Basa Schiff dapat digunakan sebagai gugus pelindung pada gugus amina (NH2), yang dilakukan dengan melarutkan kitosan asetat dalam 90% asam format yang mengandung anhidrida asetat, dengan asumsi protonasi akan mencegah asilasi-N. Kemudian direaksikan dengan asilklorida dalam karbon triklorida dan piridin kering.
Basa Shiff merupakan turunan kitosan yang pembahasannya tidak seluas N-asil kitosan atau kitosan eter karena kestabilan basa Shiff yang rendah menyebabkan basa Shiff mudah mengalami hidrolisis asam dan telah digunakan sebagai perlindungan terhadap gugus amina. Turunan basa shiff dapat diperoleh dari reaksi film kitosan dengan aldehida alifatik, tidak hanya linier tetapi juga asetaldehida menjadi dekanal bercabang dan aldehida aromatik.
PERMASALAHAN :
1. Gugus pelindung yang sering digunakan sebagai gugus pelindung amina adalah t-butiloksikarbonil (t-Boc). Gugus ini mudah dideproteksi dengan menggunakan asam trifluoro asetat (TFA), bagaimanakah yang terjadi dari hasil deproteksi tersebut?
Komentar
Posting Komentar